Langkah-Langkah Mengimplementasikan E-Learning
Oleh : Muda Nurul
Menyelenggarakan e-learning memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dilakukan dan disiapkan. Berikut langkah-langkah untuk menyelenggarakan e-learning:
- Strategi pengembangan e-learning
Strategi pengembangan merupakan langkah mendasar yang harus dilakukan sebelum menjalankan e-learning. Dalam langkah ini dilakukan:
- Analisa
Sebelum memutuskan apakah suatu institusi akan menyelenggarakan e-learning atau tidak, harus diputuskan berdasarkan analisa yang matang. Analisa yang dilakukan didasarkan pada kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai lembaga tanpa mengesampingkan aspek kemampuan dan kesiapan yang dimiliki suatu institusi, baik dari sisi SDM, biaya, infrastruktur dan kultur yang ada. Dari analisa inilah kemudian akan muncul item-item peluang yang bisa dilakukan dan kelemahan-kelemahan suatu institusi.
- Grand design
Hasil analisa menjadi pijakan dalam langkah ini, jika dari hasil analisa diputuskan untuk diselenggarakan e-learning oleh suatu institusi, maka hasil analisa tersebut bisa ditindaklanjuti menjadi suatu bentuk yang lebih konkret, yaitu berupa grand design sistem yang akan dijalankan. Grand design merupakan gambaran umum sistem e-learning yang akan dijalankan, yang berisi skenario, sasaran e-learning, desain sistem, SDM, mekanisme pengelolaan termasuk pembiayaanya. Dalam langkah ini juga dibuat sebuah strategi untuk implementasi e-learning dan strategi pengelolaannnya supaya e-learning yang akan dilakukan bisa mencapai tujuan.
2. Penyiapan SDM
SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi e-learning, oleh karena itu perlu disiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum e-learning dijalankan. SDM bisa meliputi pengampu kebijakan/menejemen lembaga beserta staf-stafnya dan SDM pendukung lainnya (honorer, kebersihan, dll). Penyiapan SDM bisa dilakukan dari beberapa aspek, diantaranya adalah paradigma dan skill.
- Paradigma
Paradigma merupakan cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Terkait e-learning, SDM suatu institusi harus mempunyai paradigma bahwa e-learning menjadi kebutuhan institusi untuk mencapai visi dan misi institusi, sehingga e-learning harus dilakukan. Paradigma ini tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya perubahan, diantaranya adalah perubahan budaya kerja di sebuah institusi. Pengampu kebijakan tentunya akan membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning. Begitu juga para staf, akan menyesuaikan pola kerjanya menjadi pola kerja yang mendukung keterlaksanaan e-learning. Inilah yang harus dipahami bersama, dan masing-masing SDM harus mempunya persepsi yang sama.
- Skill
Seperti disebutkan di atas, bahwa untuk menjalankan e-learning tidak semudah membalikkan tangan, sehingga skill para pengampu dan pengelola e-learning perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Keahlian atau skill yang harus disiapkan meliputi:
ΓΌ skill mengelola konten,
untuk skill mengelola pembelajaran
untuk skill mengelola pelaksanaan e-learning
untuk skill mengelola infrastruktur e-learning
3. Pemilihan dan Impelementasi teknologi e-learning
- Pemilihan teknologi
Pada langkah ini dimulai proses imlpementasi, yang dimulai dari pemilihan teknologi yang akan digunakan, yang meliputi:
untuk teknologi untuk sistem e-learning,
untuk teknologi untuk pembuatan konten
untuk teknologi pendukung lainnya seperti teknologi untuk diskusi, presentasi, dll.
Apa saja yang menjadi pertimbangan saat pemilihan teknologi?
Supaya pemilihan teknologi yang digunakan tidak melenceng, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
untuk Rumusan kebutuhan terhadap teknologi, baik terkait konten maupun sistem e-learning
untuk Kemampuan SDM yang akan menggunakan teknologi
untuk Kemampuan atau tinjauan finasial
untuk Pengembangan yang akan dilakukan di masa akan datang
- Implementasi
Pada langkah ini menerapkan apa saja yang direncanakan pada semua langkah sebelumnya menjadi sebuah sistem e-learning, yaitu mewujudkan sebuah sistem e-learning beserta konten yang digunakan untuk pembelajaran. Pada langkah ini juga dilakukan sosialisasi penggunaan sistem kepada calon pengguna, baik dari sisi akademis maupun infrastrukturnya.
4. Pengelolaan
Setelah sistem berjalan langkah selanjutnya adalah adalah pengelolaan.
Pengelolaan meliputi pengelolaan sistem e-learning beserta perangkat/infrastruktur yang terkait. Pengelolaan ini untuk menjamin sistem bisa berjalan dan digunakan dengan baik. Pengelolaan juga meliputi pembuatan backup sistem untuk mengantisipasi adanya kerusakan atau gangguan terhadap sistem.
5. Peluncuran sistem
Pada tahap ini sistem sudah siap digunakan, dan saat sistem berjalan pengelolaan tetap dilakukan. Selain itu untuk mempermudah para pemula menggunakan sistem, disediakan pula bantuan atau semacam call center untuk memberi bantuan jika ada pengguna yang mengalami kesulitan.
Sumber: http://p4tkmatematika.org
No comments:
Post a Comment